Tanaman orok-orok seringkali dibuang oleh para petani karena
dianggap sebagai tanaman pengganggu atau gulma. Padahal pada tanaman
orok-orok mempunyai bintil-bintil yang di dalamnya terdapat bakteri
endofilik yang mampu mengikat nitrogen (N2) di udara. Nitrogen tersebut
mampu menyuburkan tanah sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan.
Demikian disampaikan Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Liana dan Muhammad Ilham,
di Kampus Terpadu UMY Rabu (10/2) ketika menjelaskan penelitian
yang dilakukan bersama tiga mahasiswa Agroteknologi yang lain yaitu
Permana Endivia Tiara Putri, Sapto Nugroho serta Rini Kusumaastuti.
Penelitian tersebut mengenai ‘Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Endofilik Penambat N2 pada Kompos Orok-Orok untuk Meningkatkan
Produktifitas Padi’.
Menurut mereka, penggunaan pupuk buatan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan hilangnya unsur-unsur hara dalam tanah. “Berkurangnya
unsur-unsur hara dapat menyebabkan tanah hilang kesuburannya. Selain
itu penggunaan pupuk buatan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
tanah menjadi keras.” urai Liana.
Lebih lanjut Liana menjelaskan penelitian mereka untuk menentukan
bakteri endofilik jenis apa yang paling baik dalam menyuburkan tanah.
“Ada berbagai jenis bakteri endofilik dan kami ingin mengetahui jenis
bakterinya.”tuturnya.
Ilham menambahkan, penelitian tersebut dimulai dengan pembuatan
kompos. Pembuatan kompos dilakukan dengan cara mengambil daun, batang
yang masih muda, bunga serta akar pada tanaman orok-orok. Bahan-bahan
tersebut kemudian dicacah.
“Selanjutnya menyiapkan bekatul, kapur untuk menetralkan PH, penambahan sukrosa
atau dapat menggunakan gula pasir serta ditambah dengan bakteri untuk
mempercepat proses pembusukan yaitu EM4. Campuran bekatul, kapur,
sukrosa tersebut kemudian digabung dengan cacahan tanaman orok-orok.
Langkah terakhir dalam pembuatan kompos tersebut, mendiamkan selama 1-2
minggu dengan setiap 3 hari sekali membolak-balikkan adonan kompos untuk mempercepat pembusukan.”papar Ilham.
Setelah membuat kompos untuk menentukan jenis bakterinya, kompos
yang sudah jadi, diambil sebagian kira-kira lima gram dilarutkan dalam
air kemudian diteliti lebih lanjut lagi. Setelah bakteri sudah
ditentukan langkah selanjutnya dengan menggunakannya pada tanaman padi.
Padi ditanam pada media pasir bukan tanah. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi banyaknya jenis bakteri dari tanah yang bisa mempengaruhi
penelitian yang dilakukan. Setelah hasil penelitian tersebut diketahui
kemudian akan dibuat laporan mengenai bakteri-bakteri endofilik
tersebut.
“Penelitian tersebut terkait dengan isolasi dan karakterisasi.
Dimana isolasi yaitu menyendirikan bakteri endofilik untuk diketahui
jenisnya. Sedangkan karakterisasi yaitu penelitian untuk mengetahui
karakter dari bakteri tersebut. Misalnya warnanya, jenisnya, maupun
sifat-sifat bakteri tersebut,”pungkasnya.
Penggunaan kompos orok-orok dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
penggunaan pupuk. Nantinya penggunaan pupuk buatan dapat dikurangi atau
bahkan dapat digantikan pupuk kompos orok-orok.
“Penggunaan orok-orok tersebut juga dilakukan sebagai bentuk
memaksimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Terlebih
orok-orok merupakan tanaman yang mudah didapat. Nantinya penelitian ini
dapat direkomendasikan kepada para petani. Sehingga penggunaan pupuk
buatan dapat dikurangi tetapi produksi padi tetap tinggi selain itu
unsur-unsur hara dalam tanah tidah hilang dan tanah tetap terjaga
kesuburannya.” tambahnya.
Sementara itu terkait dengan pemanfaatan orok-orok yang bisa
dilakukan para petani, Liana dan Ilham menuturkan bahwa para petani
dapat membuat kompos untuk mempraktekkannya. Tanpa harus melakukan
serangkaian cara yang mereka lakukan. “Penelitian yang kami lakukan
adalah untuk menentukan jenis bakteri. Sedangkan jika ingin
mempraktekkan manfaat langsung dari kompos orok-orok maka dapat
dilakukan dengan membuat kompos orok-orok untuk menyuburkan tanah.
Karena orok-orok mampu memperbaiki struktur serta menyuburkan tanah,”
tandas Liana.
Sumber : http://www.umy.ac.id/orok-orok-pengganti-pupuk-buatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar